Oleh: Devi Ambar Sari
Hidup itu pilihan…
Ketika kita berpijak pada
poin a, namu terkadang ada suatu hal yang harus menegaskan pilihan akan hal.
Apakah aku tetap pada a,.?
Ataukah aku berpindah
kepada pilihan b, …?
Jelasku menemu dengan kesenangan
hati dan keingiinan tuk mengambil segala rantai,…
Harapku menaruh posisiku
pada posisi yang mengarah kebaikanku,
Berawal dari sunyi hati
yang serasa suntuk
Mendengar aransemen kata
demi katamu,….justru mengkonstruk fikirku.
Ku mencoba menganalisis
dengan nalar sadarku,
Mesin otak bekerja ,menjalar
tertumpu ke seluruh titik saraf organisme.
Mendera
fikirku,…mendenyut,….
Semakin terasa tekanan
darah yang seolah mendidih,.
Ku merasa terpecah belah,
kontrolku kian tak tau arah.
Merdunya suara peluit yang
berasap-asap dalam daun telinga
Menandakan darah api yang
ssiap untuk melaju…
Jantung hati usaha meredam
Namun,… tak sanggup lagi
ku menahan
Degub, degub, … degub
suara jantung itu
Bayangan suara sakit
berusaha menjelaskan tanpa kata…
Amarah… emosional…
keangkuhan,…
Segala karakteristik yang
melampaui dosisnya,
Dengan mudahnya
mengahancurkan suasana damai,..
Berkaca ku pada cermin
besar
Memandang diri dengan
penuhnya emosi bertegangan tiggi.
Mejalar ke seluruh pararel
yang terhubung dalam susatu pembahasan
Boomerang tepat mengenai
sasrannya
Seraya pertempuran hebat
di medan peperangan
Ombak pantai berbisik
lirih menemani angina gemuruh
Ramai dan membakai keadaan
sekitar
Bagai musuh dalam kandang
Selalu bersama
Namun,… masih mnyimpan
ide-ide yang tak selaras antar sesama,..
Dayung mendayung ocehan
antar penegak keramaian
Mengehtikan peperangan
panas bagai pahlawan kontrolir
Mengurai kata untuk saling
bersahabat
Meresapi hati yang
tersiram oleh air introfeksi
Hinggak mengheningkan seluruh
kilat petir yang menyambar,
Pp al-mahrusiah
Iait tribakti Kediri
Komentar
Posting Komentar