Oleh: Rohimin Gambar dari ukhti faa Ku tadah rindu dalam kalbu Ketika waktu tak beri izin tuk menemu-mu Ketika khayalan tak nyata dan kelabu Maka ku pendam realita itu Bahwa hatiku terkurung dalam kerinduan syahdu. Jangan lagi kau ragu, cintaku! Rindu ini meledak-ledak bagai granat para tentara. Rindu ini bercampur dengan kesedihanku, tak kian muncul reaksi paradoks dalam otak ku Kadang kurenungkan diri ini Entah sampai kapan kau dan aku terus menanti. Diri ini bagai rumus prisma segitiga Yang membutuhkan jumlah keseluruhan panjang sisinya. Sinar mataku kian redup sayu tak bertalu Adakah saatnya tiba untuku, brucap kata… Aku rindu padamu… Hingga kau tahu rindu ini membakarku Rindu ini bertingkah kian tak wajar Sebab merindumu kian tak miliki paradigma Hidup ini kian terasa nyasar, Jangan kau Tanya seberapa besar rindu yang kurasa Sebab simponi nilai-nilai rindu tak dapat terhitung oleh rumus matematika Nilainya tak seperti ipk mahasiswa Dalamnya rumus l
bila politik hitam, bila pemerintah negara mulai berbelok dari jalan koridornya ,bila mahasiswa kehilangan idealisnya. maka puisi dan esai akan membenahi dan membersihkannya.