Langsung ke konten utama

Mahasiswa Terhambat Beraktifitas Karena KTM

oleh: tumpul_peot

Seiring majunya perkembangan zaman, menjadikan manusia memiliki pemikiran yang modrn. Perkumpulan antar individu akan bermakna menjadi masyarakat, pada dasarnya masyarakat akan tertata bila berada pada suatu instansi/wadah guna membentuk sosial  yang terintegrasi secara baik, terorganisir pemerintah setempat dengan suatu regulasi yang bertujuan memajukan masyarakat tersebut, wadah itu kini disebut Negara. Konsepasi Negara sudah dikenal sejak zaman yunani kuno, pada zaman itu sudah ada yang menyebut polis atau Negara.

Aristoteles dalam bukunya politica, polis berfungsi sebagai tempat tinggal bersama warga Negara dan pemerintahan, sebagai benteng untuk menjaga keamanan dari serangan musuh. Dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat yang terwadahi dalam suatu Negara adalah masyarakat yang di organisir oleh tatanan pemerintah Negara, serang filosof yang lahir di prancis pada abad 16 yaitu Montesquieu, yang dikenal sebagai seorang penganjur system pemerintahan hingga kini masih kita gunakan, yakni “trias politica”, yaitu ajaran yang menganjurkan agar dalam pemerintahan dibagi tiga macam tanggung jawab: legislative (penyusun undang-undang), eksekutif (pelaksana undang-udang) dan yudikatif (pengadilan). Pemikiran terhadap konsepsi Negara hingga kini masih berlangsung dan terbukti dapat membentuk tatanan baru yang lebih koheren terhadap masyarakat. Dibalik itu tidak hanya undang-udanglah yang dibutuhkan pemerintah guna menata masyarakat, melainkan perdata masyarakat juga tak kalah pentingnya, guna mendata dan mempermudah kinerja pemerintah dalam mengkoordinir masyarakat, maka di zaman yang serba modern ini pemerintah menciptakan tanda/ ciri identitas bagi masyarakat, seperti akte kelahirn, kartu tanda penduduk (ktp), kartu keluarga (kk) sampai pada peserta didik yang kini di sebut kartu pelajar, bahkan sampai kartu yang merujuk pada tanda mahasiswa yaitu kartu tanda mahasiswa atau kita sering mentyebutnya dengan KTM. Maka dapat di simpulkan bahwa manusia hidup wajib memiliki identitas.

Gambar di ambil dari www.google.com

Namun saya tidak akan menyinggung banyak hal terkait tatanan Negara ataupun pemerintah, penulis hanya akan merujuk secara eksplisit pada identitas tepatnya idntitas para kaum-kaum akademik seperti mahasiswa. Penjelasan diatas adalah beberapa jenis identitas yang berbentuk kartu. Yang jadi pertanyaan para mahasiswa Iai Tribakti adalah, pentingkah kartu tanda mahasiswa? Prtanyaan ini seolah di anggap remeh temeh bahkan basi, seolah tidak penting atau sekedar formalitas blaka, pada dasarnya KTM memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa. Mungkin saya akan mencoba menjawab pertanyaan itu dengan membeberkan hasil data yang saya rangkum terkait identitas mahasiswa. Kita tahu bahwa Ktm kini bukan sekedar kartu identitas bagi mahasiswa yang berada pada istansi perguruan tinggi. Dizaman milenial ini, ktm telah menjelma menjadi kartu yang bersifat multifungsi dan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, baik yang bersifat lumrah hingga pada hal yang urgen sekaligus. Berdasarkan hasil riset yang saya rangkum, ada beberapa fungsi dan manfaat ktm bagi mahasiswa sebagai berikut:

1. Sebagai kartu identitas bahwa yang bersangkutan aktif sebagai mahasiswa (TRIBAKTI)
2. Dapat di aktifkan menjadi tiket elektronik untuk transfortasi khusus kota yang memiliki trasnsportasi umum seperti trans jogja/Jakarta.
3. Dapat daktifkan menjadi kartu debet ATM pada bank yang bersangkuttan (mandiri /bri dll)
4. Dapat digunakan sebagai sarana persyaratan peminjaman / rental seperti VCD/DVD, buku dan sarana peminjaman lainnya.
5. Sebagai salah satu syarat untuk mendaftar kejuaraan, perlombaan atau kompetisi lainnya, seperti lomba kaligrafi tingkat mahasiswa, qoriatul kuran antar mahasiswa, futsal, dan ajang berbagai perlombaan antar mahasiswa lainnya.
6. Sebagai salah satu syarat untuk mmengajukan beasiswa atau pengajuan administrasi lainnya.
7. Salalh satu syarat pembuatan pasport mahasiswa/pelajar.
8. Sebagai salah satu syarat untuk menjalani prosesi upacara wisuda.

Paparan di atas adalah beberapa fungsi dan manfaat KTM bagi mahasiswa, yang mungkin masih ada yang beranggapan bahwasannya kartu identitas mahasiswa hanya sekedar formalitas belaka, yang hanya merujuk pada kepentingan bahwa dirinya adalah mahasiswa. Namun kini kita dapat menyadari bahwa begitu urgennya ktm bagi mahasiswa. Lantas yang menjadi pertanyaan adalah, adakah anggaran dana pembuatan KTM yang di ambil dari mahasisw saat mendaftar? Ataukah harus membayar ulang guna mendapat ktm? Mari kita bahas satu persatu masalah ini. pada saat mendafar bagi mahasiswa lama khususya disebut daftar ulang atau DU, ada beberapa anggaran dana yang harus di bayar oleh mahasiswa seperti uang gedung, uang tanggungan pertahu (semester), anggaran dana kemahasiswaan dan hingga pada anggaran dana pembuatan ktm secara spesifik. Nah dapat disimpukan bahwasannya kita telah membayar anggaran dana pembuatan ktm, lalu kemana dana itu? Silahkan menyimpulkan sendiri, dan jangan lagi sudi bila dosen meminta untuk membayar ulang ketika ktm akan di cetak. Mungkin harga yang di tentukan tidak begitu mahal, hanya berkisaran rp.10.000, namun coba kita kalkulasikan secara bersama, jika dana sebesar 10.000 di kalikan dengan banyaknya angkatan yang belum mendapatkan ktm, dari angkatan 2016 - 2018 sekarang, dan bila per angkatan berjumlah 300 mahasiswa berarti 300 × 3 angkatan = 900 mahasiswa yang telah membayar anggaran dana pembuatan ktm, dan coba kita kalkulasikan keseluruhan uang yang sudah kita bayarkan, rp.10.000 × 900 mahasiswa yang membayar anggaran dana ktm. berapa jumlah keseluruhannnya? Lumayan kan, di belikan cendol kayaknya bisa mandi bareng se angkatan tuh.

Lalu coba kita buktikan seberapa pentingkah ktm bagi mahasiswa, mungkin saya akan memaparkan sedikit dari banyaknya mahasiswa yang merasa butuh dengan ktm, dan mirisnya dia selalu terhambat dalam beraktivitas. Kemarin saya menyempatkan diri melakukan obserfasi kepada beberapa mahasiswa TRIBAKTI, dia berinisial A salah satu mahasiswa angkatan 2016 fakultas dakwak prodi psikologi, yang masih mengeluh karena tidak memiliki ktm, dia merasa terhambat aktivitasnya ketika ingin menyewa buku di perpustakaan kota Kediri, ujarnya persyaratan menyewa buku di perpustakaan kota wajib ktm, bukan ktp/kk. Selain ktm tidak di terima, begitu ujarnya, hal terebut sudah menjadi salah satu hambatan untuk mahasiswa tribakti ketika ingin menambah sedikit wawasannya melalui buku. Bebeapa hari lalu, ada beberapa mahasiswa yang ingin mengikuti ajang kompetisi futsal antar kampus di Kediri, dengan persyaratan ktm, lagi-lagi mahasiswa tribakti tidak bisa ikut dalam ajang perlombaan terebut karena hambatan ktm, dan masih banyak lagi masalah yang akan di hadapi para mahasiswa yang tidak memiliki KTM. Jadi saya hanya ingin mengatakan bahwa ktm bukan sekedar formalitas gaya agar disebut sebagai mahasiswa, dan juga bukan hanya untuk menuh menuhi dompet. Namun KTM memiliki beberapa fungsi dan manfaat yang urgen bagi mahasiswa.

Bahkan masyarakat modern ciri salah satunya adalah memiliki identitas pada dirinya, bukan berarti saya menyudutkan bahwa mahasiswa tribakti adalah masyarakat barbar / masyarakat kuno, namun begitulah salah satu ciri masyarakat kuno / masyarakat tradisional yang irrasional, tidak memiliki identitas, barbar, tunduk terhadap belenggu kebodohan, tenang dalam posisi tercekik. Dengan beberapa pemaparan diatas mungkin ada sedikit kesimpulan bahwa kita masih belum pantas di sebut sebagai agent of change, agent of social conttol dan iron stock. Karena realitanya kini mahasiswa masih berada dalam zona nyaman atau status quo yang sangat miris. Bukan berari saya mengeneralkan seluruh mahasiswa tribakti berarti irrasional, melainkan ini adalah bentuk kritik mendasar dari penulis terhadap manusia yang masih diam dalam hegemoni yang membelenggu hingga teraleniasi. karl mark salah satu filosof german yang mengatakan ilmu bertendensi praksis emansipatoris.
Diharapkan mahasiswa dan dosen sudi menerima memahai sedikit tulisan ini yang saya jadikan sarana aspirasi dari beberapa mahasiswa yang beradab dan rasional, yang beranggapan ktm bukan hanya formalitas belaka.

“Aku berfikir maka aku menulis”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Politik Identitas, Demokrasi, dan Mayoritarianisme

Politik identitas adalah fenomena yang semakin sering terjadi dalam konteks kehidupan politik modern. Istilah ini merujuk pada suatu pola perilaku politik yang muncul dari kategori identitas sosial tertentu, seperti ras, etnis, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, dan sebagainya. Dalam perspektif sosi ologi modern, politik identitas dapat diartikan sebagai suatu bentuk respon individu atau kelompok terhadap ketidakadilan yang mereka alami. Namun, dalam konteks sistem demokrasi, politik identitas juga dapat menjadi sebuah tantangan. Hal ini terkait dengan adanya perdebatan mengenai apakah politik identitas dapat menjadi penghalang dalam upaya untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan merata. Sebagai contoh, kelompok minoritas seringkali merasa bahwa kepentingan mereka tidak diwakili dalam sistem politik yang didominasi oleh mayoritas. Hal ini dapat memicu timbulnya gerakan-gerakan politik yang didasarkan pada identitas sosial tertentu. Namun, kritik terhadap sistem demokrasi ti

PAKSA MATI AGRARIA!!!

Oleh: haromain45 gambar dari google Selamat datang di Indonesia Negara kaya dengan alunan Tanah surga katanya. Bumi subur dan makmur bunyinya, Tak kurang akan pangan dongengnya, Namun mengapa buruh buruh mati kelaparan. Tangis miris kian lantang Bumiku adalah subur kian hancur… Dalihmu berbenah ekonomiku janjinya? Namun mengapa pengemis berceceran di tanah airku? Kau hancurkan ladang pangan ku Demi pembaharuaan katanya….. Namun apa salahnya sawah ladangku Tertimbun gedung-gedung dan perumahanmu Sedang kami bernaung di bawah jembatanmu! Lalu …… Dimana keadilan mu… condongmu pada kaum nihilis tak luput akan apatis. Dimana kekeruhan semakin mengkontaminasi ideology Pemerinahan buta adalah kebenaran!!! Ataukah kau tuli tangis rakyatmu? Kau robohkan ruma kami, Kau ganti dengan rupiah namun hanya janji Sebut saja kami penyamun sejati Korba

Pondasi prasasti negri indonesiaku

gambar dari google oleh: peot Masihkah gagah sang merah putih berkibar? Masihkah ada putra putri pertiwi membelamu? Dengan pancasila sebagai ideology Negriku Ketuhanan yang maha esa sila partamamu! Ketuhanan diklaim satu golongan Adakah kedamaian dalam esa? Adakah kesatuan damai dasar hati Pada kemanusiaan yang adil dan beradab Cerita yang mengandung derita. Sebab penawar kebenaran riuh di cecap kebohongan Beradab pada uang menggadai bumi pertiwi Kian jauh kata adil dan beradab Sebab biadab terpilih pemegang kuasa. Persatuan Indonesia Bersatu pada pedih rasa Meracik empati minuman surgawi hasil bumi pertiwi Ditengah mereka yang kurang nasi dan gizi, Akulah si bangsat berdasi! Kerakyatan yang dipimpin oleh penjilat Kebijakan dibangun guna merampas hak raktat Permusyawaratan membelenggu keadilan penuh manipulasi pemalsuan dan kebodohan Perwakilan terpilih memicu penindasan Keadilan sosial bagi